AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI
Definisi
Audit Teknologi Informasi adalah sebuah kontrol manajemen dalam sebuah teknologi
informasi (TI) yang digunakan untuk menjaga data, integritas data dan beroperasi
secara efektif untuk mencapai sebuah tujuan dalam sebuah manajemen organisasi.
Audit TI pada umumnya disebut sebagai “Pengolahan Data Otomatis (ADP) Audit”.
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup Audit Sistem Informasi (SI) sebagai
audit operasional terhadap fungsi sistem informasi (IT governance), audit
objective-nya adalah melakukan assessment terhadap efektifitas, efisiensi,
dan ekonomis tidaknya pengelolaan sistem informasi suatu organisasi.
Audit SI dimaksudkan untuk memberikan informasi
kepada manajemen puncak agar manajemen mempunyai “a clear assessment”
terhadap sistem informasi yang diimplementasikan pada organisasi tersebut.
Misalnya, bahwa application software yang ada telah dianalisis
dan didesain dengan baik, telah diimplementasikan dengan security
features yang memadai.
Perlu dipahami bahwa audit SI tidak harus selalu
merupakan penugasan lengkap mencakup seluruh aspek. Penugasan audit SI mungkin
mencakup semua, tetapi bisa dengan beberapa variasi, atau beberapa aspek saja:
suatu audit mungkin hanya menitikberatkan fokus pada satu aspek saja, atau
beberapa aspek yang penting sesuai kebutuhan organisasi tersebut.
Meskipun hakekatnya keseluruhan aspek IT
Governance tersebut sesungguhnya penting untuk diaudit dalam rangka
peningkatan mutu sistem, namun itu tidak bersifat harus (it is not mandatory).
Bisa saja dilakukan penugasan-penugasan audit yang berbeda untuk satu atau
beberapa aspek, tidak harus sekali “gebrak” (to do all of them in one
assignment). Salah satu alasannya adalah memang kompetensi/keterampilan
yang diperlukan bagi auditor untuk setiap aspek tersebut bisa berbeda. Oleh
karena itu aspek sebetulnya ada keterkaitan, dan semuanya adalah penting, maka
bila dilakukan audit secara terpisah-pisah, manajemen harus mendapat gambaran
umum (overview) yang jelas dan terpadu (the overview is critical).
Jadi, terdapat berbagai jenis penugasan audit
sistem informasi yang dapat dilaksanakan pada suatu organisasi, misalnya
sebagai berikut:
- Untuk
mengidentifikasi sistem yang ada (inventory existing systems), baik
yang ada pada tiap divisi/unit/departemen ataupun yang digunakan
menyeluruh.
- Untuk
dapat lebih memahami seberapa besar sistem informasi mendukung kebutuhan
strategis perusahaan, operasi perusahaan, mendukung kegaitan operasional
departemen/unit/divisi, kelompok kerja, maupun para petugas dalam
melaksanakan kegiatannya.
- Untuk
mengetahui pada bidang atau area mana, fungsi, kegiatan atau business
processes yang didukung dengan sistem serta teknologi informasi
yang ada.
- Untuk
menganalisis tingkat pentingnya data/informasi yang dihasilkan oleh sistem
dalam rangka mendukung kebutuhan para pemakainya.
- Untuk
mengetahui keterkaitan antara data, sistem pengolahan dan transfer
informasi.
- Untuk
mengidentifikasi apakah ada kesenjangan (gap) antara sistem dengan
kebutuhan.
- Untuk
membuat peta (map) dari information flows yang
ada.
Sumber: Buku Fraud & Auditing, 2014
TUJUAN
Tujuan Audit Teknologi Informasi adalah untuk
mengevaluasi desain pengendalian internal sistem dan
efektivitas. Tidak terbatas pada pada efisiensi dan keamanan protokol, proses
pengembangan, dan tata kelola TI. Instalasi kontrol sangat diperlukan, tetapi
perlu adanya keamanan protokol yang memadai agar tidak ada pelanggaran
keamanan. Dalam lingkungan Sistem Informasi (SI), audit adalah pemeriksaan
sistem informasi, input, output, dan pengolahan.
Fungsi utama audit TI ini adalah mengevaluasi sistem untuk
menjaga keamanan data organisasi. Audit TI bertujuan untuk mengevaluasi dan
menilai resiko untuk menjaga aset berharga dan menetapkan metode untuk
meminimalkan resiko tersebut.
ATURAN
·
Ketepatan waktu, Proses dan pemrograman akan terus
menerus diperiksa untuk mengurangi resiko, kesalahan dan kelemahan, tetapi
masih sejalan dengan analisis kekuatan dan fungsional dengan aplikasi serupa.
·
Sumber Keterbukaan, Membutuhkan
referensi tentang audit program yang telah dienskripsi, seperti penanganan open
source.
·
Elaborateness, Proses Audit harus berorientasi
ke standar minimum. Kebutuhan
pengetahuan khusus di satu sisi untuk dapat membaca kode pemrograman tentang
prosedur yang telah di enskripsi. Komitmen seseorang
sebagai auditor adalah kualitas, skala dan
efektivitas.
·
Konteks Keuangan, transparansi berkelanjutan
membutuhan klarifikasi apakah perangkat lunak telah dikembangkan secara komersial
dan didanai.
·
Referensi Ilmiah Perspektif Belajar, setiap audit
harus menjelaskan temuan secara rinci. Seorang auditor berperan sebagai mentor,
dan auditor dianggap sebagai bagian dari PDCA = Plan-Do-Check-Act).
·
Sastra-Inklusi, Seorang pembaca tidak boleh hanya
mengandalkan hasil dari satu review, tetapi juga menilai menurut loop
dari sistem manajemen.
Maka dalam manajemen membutuhkan reviewer untuk menganalisa masalah lebih
lanjut.
·
Pencantuman buku petunjuk dan dokumentasi, langkah
selanjutnya adalah melakukan hal tersebut, baik secara manual dan dokumentasi
teknis.
·
Mengidentifikasi referensi untuk inovasi, Aplikasi yang
memungkinkan pesan offline dan kontak online, sehingga membutuhkan lebih dari 2
fungsi dalam satu aplikasi.
AKIBAT
Penggunaan TI
dapat meningkatkan pengendalian internal dengan menambahkan prosedur
pengendalian baru yang dilakukan oleh komputer, dan dengan mengganti
pengendalian manual yang dapat terpengaruh oleh kesalahan manusia. Tetapi
auditor tidak tidak dapat bergantung pada informasi hanya karena dihasilkan
oleh komputer.
1.
Pengaruh Teknologi Informasi dalam Meningkatkan
Pengendalian Internal
Beberapa perubahan
pengendalian internal yang diakibatkan oleh pengintegritasan TI dalam sistem
akuntansi:
·
Pengendalian komputer menggantikan pengendalian
manual. Manfaat nyata dari TI adalah kemampuannya untuk menangani seumlah besar
transaksi bisnis yang rumit secara murah.
·
Tersedianya informasi yang bermutu tinggi.
Aktivitas TI yang kompleks biasanya dikelola secara efektif karena kerumitan
itu memerlukan organisasi, prosedur, dan dokumentasi yang efektif.
1.
Menilai Resiko Teknologi Informasi
Selain dapat
meningkatkan pengendalian internal perusahaan, TI juga dapat mempengaruhi
resiko pengendalian perusahaan secara keseluruhan. Jika sistem TI gagal,
orgnisasi dapat lumpuh karena tidak mampu mendapatkan kembali informasi atau
menggunakan informasi yang tidak andal karena kesalahan pemrosesan. Resiko
khusus pada sistem TI meliputi:
1.
Resiko pada perangkat keras dan data
2.
Jejak audit yang berkurang
3.
Kebutuhan akan pengalaman TI dan pemisahan tugas TI
Meskipun TI
memberikan maanfaat yang signifikan, TI menciptakan resiko yang unik dalam
melindungi perangkat keras termasuk memunculkan jenis kesalahan baru. Resiko
ini meliputi:
·
Ketergantungan pada kemampuan berfungsinya
perangkat keras dan lunak.
·
Kesalahan sistematis vs kesalahan acak.
·
Akses yang tidak sah.
·
Hilangnya data.
Salah saji mungkin
tidak terdeteksi dengan menungkatnya penggunaan TI akibat hilangnya jejak audit
yang nyata, termasuk berkurangnya keterlibatan manusia. Komputer juga
menggantikan jenis otorisasi tradisional dalam banyak sistem TI, antar lain:
·
Visitabilitas jejak audit
·
Keterlibatan manusia yang berkurang
·
Tidak adanya otorisasi tradisional
Sistem TI
mengurangi pemisahan tugas tradisional (otorisasi, pembukuan, dan penyimpanan)
dan menciptakan kebutuhan akan pengalaman TI tambahan.
·
Pemisaha tugas yang berkurang
·
Kebutuhan akan pengalaman TI
1.
Pengendalian Internal Khusus atas TI
Pengendalian umum
(general controls) diterapkan pada semua aspek fungsi TI, termasuk
administrasi TI, pemisahan tugas TI, pengembangan sistem, keamanan fisik dan
online atas akses ke perangkat keras, perangkat lunak, dan data terkait, backup
dan perencanaan kontijensi atas keadaan darurat yang tak terduga, serta
pengendalian pengendalian perangkat keras.
Pengendalian
aplikasi (application controls) berlaku bagi pemrosesan transaksi,
seperti pengendalian atas pemrosesan penjualan atau penerimaan kas.
Administrasi
fungsi TI. Pengawasan, alokasi sumber daya, dan keterlibatannya dalam setiap
keputusan kunci TI memberikan isyarat tentang pentingnya TI. Dalam lingkungan
yang kompleks, manajemen dapat menetapkan komite pengendalian TI untuk membantu
memantau kebutuhan teknologi organisasi.
Fungsi tugas-tugas
TI. Sebagai respons terhadap resiko menggabungkan tanggungjawab penyimpanan
tradisional, otorisasi, dan administrasi ke dalam fungsi TI, organisasi yang
dikendalikan dengan baik memisahkan tugas-tugas kunci dalam TI. Idealnya
tanggung jawab atas manajemen TI, pengembangan sistem, operasi, dan
pengendalian data harus dipisahkan sebagai berikut:
·
Manajemen TI. CIO/manajer TI harus bertanggung
jawab mengawasi fungsi TI guna memastikan bahwa aktivitasnya telah dilaksanakan
sejalan dengan rencana strategis TI.
·
Pengembangan sistem. Analisis sistem yang
bertanggung jawab atas keseluruhan perancangan setiap sistem aplikasi,
mengkoordinasikan pengembangan dan peralihan ke sistem TI oleh personil TI yang
bertanggung jawab memrogram aplikasi, serta personil di luar fungsi TI yang
merupakan para pemakai utama sistem itu.
·
Operator komputer bertanggung jawab atas operasi
komputer sehari-hari sesuai dengan skedul yang ditetapkan oleh CIO.
·
Pengendalian data. Personil pengendalian
input/output data secara independen memverifikasi mutu input dan kelayakan
output.
Pengendalian
perangkat keras (hardware controls) sudah dipasang dalam peralatan komputer
oleh pabrik pembuatannya untuk mendeteksi dan melaporkan kegagalan peralatan.
Pengendalian aplikasi dirancang untuk setiap aplikasi perangkat lunak dan
dimaksudkan untuk membantu perusahaan memenuhi enam tujuan audit yang terkait
dengan transaksi sebelumnya.
Pengendalian
input, dirancang untuk memastikan bahwa informasi yang dimasukkan ke dalam
komputer sudah diotorisasi, akurat, dan lengkap. Pengendalian input sangat
penting karena sebagian besar kesalahan dalam sistem TI diakibatkan oleh
kesalahan memasukkan data, sehingga kesalahan input akan menimbulkan kesalahan
output tanpa dipengaruhi oleh mutu pemrosesan informasi.
Pengendalian
manual yang dianggap penting dalam TI, antara lain:
·
Otorisasi manajemen atas transaksi
·
Penyiapan dokumen sumber input yang memadai
·
Personil yang kompeten
Sedangkan
pengendalian yang spesifik untuk TI mencakup:
·
Layar input yang dirancang secara memadai dengan
prompt yang telah diformat untuk informasi transaksi.
·
Daftar menu pull-down dri opsi perangkat lunak yang
tersedia.
·
Pengujian validasi atas keakuratan input yang
dilakukan komputer, seperti validasi nomor pelanggan terhadap file induk
pelanggan.
·
Pengendalian input berbasis online atas aplikasi
e-commerce di mana pihak eksternal, seperti pelanggan dan pemasok, melaksanakan
bagian awal dari penginputan transaksi.
·
Prosedur koreksi kesalahan segera, untuk memberikan
pendeteksian awal dan koreksi kesalahan input.
·
Akumulasi kesalahan ke dalam file kesalahan yang
selanjutnya ditindaklanjuti oleh personil input data.
Pengendalian
pemrosesan, mencegah dan mendeteksi kesalahan ketika data transaksi diproses.
Pengendalian pemrosesan aplikasi khusus sering diprogram ke dalam perangkat
lunak untuk mencegah, mendeteksi, mengoreksi kesalahan pemrosesan.
Pengendalian
output, berfokus pada pendeteksian kesalahan setelah pemrosesan diselesaikan,
bukan pada mencegah kesalahan. Pengendalian output yang paling penting adalah
riview kelayakan data oleh seseorang yang memahami output itu. Berikut ini
pengendalian umum yang dapat mendeteksi kesalahan output:
·
Merekonsiliasi output yang dihasilkan komputer
dengan total pengendalian manual
·
Membandingkan jumlah unit yang diproses dengan
jumlah unit yang diserahkan untuk pemrosesan.
·
Membandingkan sampel output transaksi dengan
dokumen sumber input.
·
Memverifikasi tanggal dan waktu pemrosesan untuk
mengidentifikasi setiap pemrosesan yang tidak sesuai urutan.
1.
Dampak TI terhadap Proses Audit
Auditor
bertanggung jawab untuk memenugi pengendalian internal, mereka harus mengetahui
tentang pengendalian umum dan pengendalian aplikasi, tanpa memperhatikan apakah
sistem TI klien kompleks atau sederhana.
1.
Permasalahan pada Lingkungan TI yang Berbeda
·
Masalah pada sistem jaringan
·
Masalah pada sistem database
·
Masalah pada sistem e-commerce
·
Masalah yang timbul ketika klien mengoutsorce TI
Source: Alvin A.
Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley., Auditing dan Jasa Assurance :
pendekatan integrasi jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta. 2008
Komentar
Posting Komentar